
SELLING SPACE PLANNING
Setelah membahas desain toko, kemudian lay out-nya, kini kita akan membahas lebih jauh dalam perencanaan toko kita, yaitu perencanaan ruang jual (selling space planning). Pembahasan dalam subbab ini akan mencakup pengertian selling space planning, faktor-faktor yang memengaruhinya, bagaimana alokasi departemen barang dagangan dilakaukan (khususnya minimarket), bagaimana mengevaluasinya, serta bagaimana melakukan perencanaan tata pajang (implantation, planogram).
Pengertian
Selling space planning atau perencanaan ruang jual adalah alokasi atau pembagian area penjualan ke dalam kavling-kavling area display (zonasi) per departemen. Alokasi per departemen ini merupakan implemantasi dari struktur kategori barang dagangan ke dalam ruang pajangnya masing-masing.
Alokasi ruang jual per departemen harus mampu menjawab beberapa pertanyaan beriku.
- Kategori dan kelompok departemen barang dagangan apa sajakah yang akan dipajang (struktur kategori barang)?
- Rentang keragaman barang (assortment) apa saja yang akan ditampung (secara horizontal)? Apakah selectiv ataukah full assortment?
- Seberapa banyak kedalaman stok barangnya? (kombinasi pilihan keseimbangan stock-depth dengan assortment-width)
- Berapa banyak jatah pajang per item (space management)?
- Bagaimana etiket pengaturan penempatan setiap item dalam setiap elemen alat pajang (implantation/planogram)?
Faktor pengaruh
Beberapa hal berikut ini merupakan faktor-faktor yang memengaruhi pengaturan pemajangan barang, antara lain:
- Profilatibilitas dan stok-to-Sales-Ratio (SSR), yaitu bahwa antara kemampuan mencetak laba harus berimbang dengan rasio persediaan. Barang-barang pencetak laba (volume producing items) harus menjadi fokus perhatian agar tidak kosong (out-of-stock), tetapi juga tidak berlebih (over-stock) dengan memperhatikan rasio persediaan (SSR).
- Customer flow, bahwa penempatan kategori barang dalam ruang panjang harus memperhatikan arah gerak atau arus konsumen di dalam toko sesuai dengan kecendrungan belanja konsumen terhadap sifat kategori barang (basic atau impulsif). Hal ini bertujuan untuk pemerataan traffic per lorong ruang pajang.
- Technical racking, bahwa pengaturan ruang pajang pada rak panjang hendaknya aspek teknis, misalnya tinggi rendahnya jarak antar-shelving. Rak minimarket (gondola) harus bersifat knock-down dan bisa disesuaikan (adjustable).
- Size & shape of merchandise, bahwa pengaturan pemajangan pada rak gondola per shelving hendaknya memperhatikan keserasian ukuran (besar atau kecil) dan tinggi rendah, serta bentuk dan bahan kemasan barang.
- Seasonal Factor, bahwa barang-barang tertentu bisa jadi bersifat musiman. Pemajangan jenis barang ini hendaknya dilakukan secara khusus dan pada tempat yang khusus. Buat dekorasi yang menonjol, menarik sehingga eye caching dan attractive. Contoh biskuit lebaran dan sirup.
Alokasi per departemen
Tahapan ini merupakan bagian terpenting dalam sistem pemajangan barang karena sangat menentukan traffic di dalam toko. Diperlukan pengetahuan barang yang cukup mendalam agar flow dan relasi lokasi antardepartemen terasa smooth. Beberapa hal berikut dapat dijadikan sebagai pedoman.
- Relative Advantager, yaitu bahwa penempatan atau alokasi barang per kategori dalam satu lorong (aisle) harus memiliki keterkaitan. Contohnya, antara kategori Baby Milk & Food dengan Baby Needs dan Baby Toiletteries.
- Fast and Slow Moving, yaitu bahwa harus ada kombinasi antara fast moving items (FMI) dengan slow moving items (SMI). Kombinasi antara kategori yang cenderung SMI dengan kategori yang relatif FMI bertujuan untuk pemerataan keramaian (traffic) per lorong. Misalnya, penempatan ka-tegori Breakfast Food dengan Baking Needs.
- Impulsive & destination; bahwa barang impulsif cenderung bukan merupakan tujuan (destinasi) sehingga kelompok kategori ini harus ditempatkan de depan, bahkan sekitar area kasir. Sementara itu, kelompok barang basic hendaknya ditempatkan dibagian belakang karena biasanya dicari. Dengan demikian konsumen akan “dipaksa” masuk dan memutar sehingga keseluruhan kategori akan visible.
- Special Corner, barang dengan keunikan dan sensitivitas yang tinggi ditempatkan pada konter khusus untuk mendapatkan fokus perhatian. Contoh: rokok, obat & vitamin, kosmetik.
- Specific items; adalah barang yang dijamin hanya ada di toko kita dan karenanya menjadi competitive advantage sehingga harus dipajang sedemikian rupa secara
- Cross department; item barang tertentu yang mempunyai kegunaan dekat dengan kategori yang lainnya dipajang di dua tempat. Misalnya, saringan kopi dipajang juga di area pajang kelompok kategori tea & coffee.
- Cross merchandising; yaitu metode space planning yang secara apik memadukan pemajangan kategori barang yang cukup kontras berbeda kelompok kategori besarnya dalam satu lorong, misalnya, alat-alat masak dipajang di seberang kelompok seasoning dalam satu lorong yang sama.
Evaluasi Rencana Ruang Pajang
Pada saat toko sudah beroperasi, rencana ruang pajang khususnya alokasi atau penempatan kategori, harus dievaluasi secara berkala dari waktu ke waktu. Evaluasi ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa kondisi alokasi kategori saat ini memberikan hasil yang optimal.
Lebih jauh manfaat daripada evaluasi alokasi kategori, antara lain:
- Avoid hidden items;
Hindarkan item-items barang yang tersembunyi, tidak terlihat sehingga menjadi tidak laku.
- Avoid un-reachable;
Hindarkan item-item barang yang tidak terjangkau, tidak dapat diraih/diambil.
- Avoid un-readable;
Hindarkan informasi-informasi, apakah sign board, price tag, yang tidak terbaca.
- Improving basket;
Keberhasilan space planning yang efektif di antaranya akan terukur dari peningkatan basket volume.